SEBAB – SEBAB SESEORANG DITINGGALKAN ALLAH – Ust. Abdul Ro’uf

Kajian Ba’da Ashar @ A. Yani Mlg.
Jl. Kahuripan No. 12, Malang.
By. Ust. Abdul Ro’uf.
Kamis, 30 Juni 2022.

SEBAB – SEBAB SESEORANG DITINGGALKAN ALLAH.

(Pendahuluan)

Bersyukur kita masih Allah mudahkan utk bisa meluangkan waktu utk melaksanakan salah 1 kewajiban setiap muslim, yaitu menuntut ilmu agama.

(Kembali ke tema).

Setiap kita pasti akan sangat resah saat dirinya di tinggalkan oleh seseorang yang sangat bermanfaat kepada dirinya.

SEBAB – SEBAB SESEORANG DITINGGALKAN ALLAH.
Diantara nya adalah :

  1. Bersandar kepada SELAIN Allah.

Sebagaimana dalam sebuah hadits.
Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa yang bergantung kepada sesuatu, maka dia akan dipasrahkan kepada sesuatu tersebut”.
(HR. Ahmad, At- Tirmidzi).

Juga dijelaskan di dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Janganlah engkau mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, nanti engkau menjadi TERCELA dan TERHINA”.
(QS. Al- Isra’ : 22)

Syaikh As-Sa’di Rahimahullah menjelaskan dalam tafsir nya, bahwa :
“Barangsiapa yang bergantung kepada selain Allah, maka dia akan TERHINA. Tidak ada seorangpun dari makhluk ini yang bisa memberi manfaat kepada seorangpun, kecuali atas IJIN Allah”

Hadist ini sebenarnya lebih meng khusus kepada JIMAT.

Jika seseorang tergantung pada jimat tsb.
Maka ia akan Allah pasrahkan urusan dirinya kepada benda yang ia tergantung tsb.

Sehingga seseorang yang tergantung dengan sebuah jimat.
maka akan hilang lah kecerdasan akal nya.

Karena HAKEKAT nya :
“Bukan Jimat yang menjaga dirinya, namun justru dirinya lah yang menjaga benda jimat tsb”.

Alasan mengapa orang yang bersandar kepada sesuatu selain Allah, akan menjadikan dirinya TERCELA, yaitu :
“Akan menjadikan syaitan menjadi lebih mudah menguasai dirinya”.

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah Rahimahullah berkata :
“Jika ada manusia yang dikuasai syaitan, hal ini bukan karena godaan syaitan terlalu hebat, namun dikarenakan penjagaan Allah telah meninggalkan diri nya”.

Alasan mengapa orang yang bersandar kepada sesuatu selain Allah, akan menjadikan dirinya TERHINA, yaitu :
“Menjadikan ia menjadi mudah dikuasai oleh musuh – musuh nya”.

Inilah mengapa kondisi umat Islam saat ini dikuasai oleh orang – orang Kafir.
“Hal ini dikarenakan umat Islam saat ini, banyak yang melakukan dosa syirik, demi mendapatkan harta dan jabatan”.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Tsauban r.a.
Rasulullah bersabda :
“Hampir saja para umat (Kafir & sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”.

Lalu seseorang bertanya :
”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit ?”.

Rasulullah bersabda :
”Bahkan kalian pada saat itu banyak, akan tetapi kalian bagai buih yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’WAHN’.

Kemudian seseorang bertanya :
”Apa itu ’WAHN’ ?”.

Rasulullah bersabda :
”Cinta dunia dan takut mati”.
(HR. Ahmad, Abu Dawud).

Jika umat Islam ingin memiliki IZZAH dan ditakuti orang kafir, maka yang HARUS dilakukan adalah :

  • Perbaiki iman.
  • Perbaiki amal shalih.
  • Menjauhi dosa perbuatan syirik.
  • Kembali kepada Tauhid

Sebagaimana dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Allah telah menjanjikan kepada orang – orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan : (1) Mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang – orang sebelum mereka berkuasa, dan (2) Sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridha’i. Dan (3) Dia benar – benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah Ku dengan tidak menyekutukan Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”
(QS. An- Nur : 55)

  1. Karena ada sifat RIYA’
    Dimana segala amal shalih nya dilakukan hanya karena ingin mendapat kehormatan dari manusia.

Definisi umum RIYA’
“Yaitu : ia memperlihatkan diri nya sebagai orang yang baik dan shalih, namun kenyataannya sangat berbeda dengan yang sebenarnya”.

Definisi RIYA’ menurut ulama.
“Yaitu : mencari kedudukan di hati manusia”.

Imam Al Qurthubi Rahimahullah berkata :
“Asal riya’ adalah mencari kedudukan di hati manusia”.

Dalam sebuah hadits Qudsi.
Dari sahabat Abu Hurairah r.a.
Rasulullah bersabda, Allah berfirman :
“Aku paling tidak butuh pada semua sekutu. Siapa yang beramal dengan mempersekutukan diri Ku dalam amalnya, maka Aku tinggalkan dia bersama sekutu nya”.
(HR. Muslim).

Dalam hadits Qudsi lain nya :
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu RIYA’. Allah akan mengatakan kepada mereka, pada hari Kiamat disaat memberikan balasan atas amal – amal manusia : “Pergilah kepada orang – orang yang kalian berbuat riya’ kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka ?”
(HR Ahmad)

Maka tidak perlu kita bingung dengan penilaian manusia.
Namun beribadah lah dengan NIAT IKHLAS hanya kepada Allah.

Karena SIFAT DASAR manusia hanya ada 2, yaitu :

  • Jika ia SENANG kepada kita.
    Maka ia akan selalu MEMUJI apapun perbuatan kita.
  • Jika ia BENCI kepada kita.
    Maka ia akan selalu MENCELA apapun perbuatan kita.
  1. Orang – Orang yang memiliki sifat UJUB.

Definisi UJUB.
Yaitu : orang yang menyandarkan keberhasilan / kesuksesan nya kepada dirinya sendiri.

Sebagaimana Allah jelaskan pada kisah Qarun di dalam ayat :
Allah berfirman :
“Dia (Qarun) berkata : “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata – mata karena ilmu yang ada padaku”. Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat – umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta ? Dan orang – orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa – dosa mereka”.
(QS. Al- Qasas : 78)

Maka agar kita dijauhkan dari sifat UJUB ini.
Kita bisa mencontoh sikap TAWADHU’ Nabi Sulaiman a.s saat mendapat nikmat.

Dimana Nabi Sulaiman a.s justru menganggap jika nikmat itu adalah sebuah ujian Allah kepada beliau.

Sebagaimana Allah kisahkan di dalam ayat.
Allah berfirman :
“Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata : “Ini termasuk karunia Rabb ku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya, Maha Mulia”.
(QS. An- Naml : 40)

Salah seorang ulama Tabi’in yang bernama Imam Ar- Rabi bin Khutsaim Rahimahullah pernah menasehati murid beliau, yaitu Imam Hilal bin Isaf Rahimahullah :
“Janganlah engkau tertipu dengan banyak nya pujian orang lain kepada dirimu. Sesungguhnya mereka yang memujimu itu tidaklah mengetahui dirimu sendiri, kecuali yang nampak saja bagi mereka”.
(Dalam kitab “Shuwar Min Hayati Al Tabi’in”)

Jika ada seseorang tampak terhormat di mata manusia.
“Sesungguhnya dikarenakan Allah masih menutupi segala AIB nya”.

Maka jangan sampai Allah buka segala penjagaan Nya kepada diri kita.
Yaitu dengan cara Allah buka segala AIB kita di hadapan manusia.

  1. Tersibukkan dengan perkara yang TIDAK BERMANFAAT bagi dirinya.

Sebagaimana sebuah nasehat dari Imam Hasan Al Basri Rahimahullah :
“Diantara tanda – tanda berpaling nya Allah kepada seorang hamba, adalah dengan Allah jadikan hamba tsb sibuk kepada sesuatu yang TIDAK ADA manfaat nya”.

Jika kita ada waktu luang, maka segera sibukkan diri kita utk beribadah kepada Allah.

Jangan sia sia kan waktu kita, dengan disibukkan kepada sesuatu hal yang TIDAK BERMANFAAT.

Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“… Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”.
(QS. As- Saff : 5)

Dalam sebuah hadits Qudsi.
Dari sahabat Abu Hurairah r.a
Rasulullah bersabda, Allah berfirman :
“Wahai anak Adam, beribadah lah sepenuhnya kepada Ku, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)”.
(HR. Ahmad, At- Tirmidzi).

Dari hadits ini, jika kita sibukkan waktu kita dengan beribadah kepada Allah.
Maka akan Allah memberikan rasa cukup di hati, sehingga akan melahirkan rasa SAKINAH pada hamba tsb.

  1. Meninggalkan saudara yang membutuhkan bantuannya, disaat kita mampu menolong dirinya.

Sebagaimana dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Abu Hurairah r.a.
Rasulullah bersabda :
“Allah senantiasa menolong hamba Nya, selama hamba tsb menolong saudaranya”
(HR. Muslim, At- Tirmidzi, Ibnu Majah, Imam Ahmad).

Dengan kita menghindari hal – hal di atas.
Maka Allah selalu memberi penjagaan Nya kepada kita dan tidak meninggalkan kita.

Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *