Kajian Ba’da Maghrib @ Al Mukminun.
Jl. Mahakam No. 29, Malang.
By. Ust. Zahid Hadromi.
Rabu, 03 Nop 2021.
Kajian Kitab “Kitabul Jami’ “.
Karya Al Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani.
(Lanjutan Kajian).
Bab. Waspada Tentang Akhlaq Yang Buruk.
Syaikh Abdullah Al Bassam Rahimahullah dalam kitab Taudhihul Ahkam mengomentari mengapa harus ada bab ini di dalam kitab Kitabul Jami’ ini ?
Beliau mengatakan bahwa ini menunjukkan kecerdasan Al Ibnu Hajar Al Asqolani.
Karena pembahasan tentang akhlaq itu tidak bisa lepas dari ibadah.
Juga agar kita waspada terhadap beberapa akhlaq yang buruk
Diantara akhlaq BURUK tsb, yaitu :
A. Penyakit HASAD.
Dalam hadits ke 41
Dari sahabat Abu Hurairah r.a.
Rasulullah bersabda :
“Berhati – hatilah kalian dari HASAD, karena hasad itu akan menghabiskan kebaikan, sebagaimana api melahap kayu bakar”.
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah)
Menurut beberapa ulama, derajat hadits ini termasuk dalam Hadits Dha’if.
GHIBTHOH adalah :
“Seseorang berharap nikmat yang semisal dengan yang dimiliki orang lain, TANPA berharap nikmat orang tsb hilang”
- Ghibthoh ini dibolehkan di dalam agama.
- Ghibthoh dalam urusan DUNIA.
Hukum nya adalah MUBAH (dibolehkan). - Sedang Ghibthoh dalam urusan AKHERAT.
Hukum nya adalah TERPUJI (mulia), karena utk memotivasi seseorang utk berlomba – lomba di dalam kebaikan.
Sebagaimana hadits.
Dari sahabat Ibnu Mas’ud r.a.
Rasulullah bersabda :
“Tidak boleh hasad (ghibthoh) kecuali pada 2 ORANG, yaitu : (1) Orang yang Allah anugerahkan padanya harta, lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan (2) Orang yang Allah beri karunia ilmu (Al- Qur’an dan As- Sunnah), lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya”.
(HR. Al- Bukhari dan Muslim).
HASAD adalah :
“Seseorang berharap agar nikmat yang Allah berikan kepada orang lain itu HILANG / berpindah kepada dirinya”.
Sifat HASAD ini termasuk sifat paling buruk, dan sifat Hasad ini bisa menimpa semua manusia.
Syaikh Abdullah Al Bassam Rahimahullah menjelaskan tentang beberapa FAEDAH dari hadits no. 41 ini adalah :
- Hadits ini memperingatkan kita tentang sikap hasad & kewajiban utk memerangi nya.
Mengapa HASAD harus diperangi ???
Karena semua manusia bisa BERPOTENSI utk HASAD, tanpa terkecuali.
Maka nya kita harus banyak memohon perlindungan kepada Allah agar terhindar dari orang HASAD.
Sebagaimana Allah jelaskan pada ayat.
Allah berfirman :
wa ming syarri haasidin izaa hasad
“dan dari kejahatan orang yang dengki, apabila dia dengki”.
(QS. Al- Falaq : 5)
Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah tentang makna ayat ini adalah :
“Kita berdo’a agar dilindungi dari kejahatan orang HASAD itu menunjukkan jika semua manusia bisa BERPOTENSI utk HASAD”.
Menurut Ibnu Taimiyah Rahimahullah :
“Orang beriman akan berusaha utk MENEKAN potensi dari HASAD tsb”.
Maka yang dimaksud dari MEMERANGI HASAD adalah :
“Dengan selalu menekan setiap potensi munculnya sifat hasad dalam diri kita”
- HASAD yang dilarang adalah :
“Saat seseorang melihat nikmat Allah pada saudaranya, lalu ia berharap agar nikmat itu HILANG darinya”.
Inilah adalah sifat HASAD yang buruk, karena TIDAK ADA kebaikan di dalam HASAD ini.
“Dimana amal ibadahnya di dunia akan terhapus dan akan mendapat murka Allah saat di akherat kelak”.
Dan disebut juga jika orang yang HASAD ini termasuk orang yang menentang Allah secara terang – terangan.
MENGAPA ???
Karena Allah telah memutuskan memberi nikmat kepada seseorang, namun ia marah kepada pemberi nikmat tsb, yaitu Allah.
- Perilaku HASAD itu penyakit UMAT terdahulu.
Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya ? Sungguh, Kami telah memberikan kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar”.
(QS. An- Nisa’ : 54)
Dari ayat tsb, dijelaskan tentang sifat orang Yahudi yang HASAD atas anugerah Allah yang telah menjadikan Rasulullah sebagai Rasul terakhir.
Mereka kaum Yahudi itu marah & BENCI, mengapa Rasul terakhir itu bukan dari kalangan Bani Israil.
Karena Allah itu memiliki sifat Maha BERKEHENDAK.
Dan semua makhluk tidak bisa mengatur segala kehendak Allah.
Dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Zubair bin Awwam r.a.
Rasulullah bersabda :
“Telah menyebar di kalangan kalian, penyakit orang – orang sebelum kalian, yaitu HASAD dan BENCI. Benci itulah pemangkas yang akan memangkas agama bukan memangkas rambut”.
(HR. Ahmad dan At- Tirmidzi)
HASAD temasuk dalam dosa tertua.
Karena sifat sombong dan Hasad inilah yang dimiliki IBLIS, sehingga menentang perintah Allah utk tidak mau sujud kepada Nabi Adam a.s.
- HASAD adalah sifat yang SUDAH menempel pada diri manusia.
Ini adalah pendapat dari Ibnu Rajab Al Hanbali Rahimahullah
Dan hasad ini umum nya muncul pada manusia yang selevel.
Dimana ia merasa HASAD saat melihat teman nya yang selevel itu lebih unggul dari dirinya.
Dan yang paling buruk adalah HASAD antar sesama alim ulama.
Menurut Ibnu Rajab Al Hanbali Rahimahullah :
Saat kita melihat NIKMAT pada orang lain.
Biasa nya akan ada 5 TINGKATAN MANUSIA, yaitu :
a. Berupaya maksimal utk melenyapkan nikmat pada orang lain, dengan berbuat DZALIM.
(Baik dengan perkataan / perbuatan).
b. Berupaya MENGALIHKAN agar nikmat orang lain tsb pindah kepada dirinya.
c. Berupaya melenyapkan nikmat orang lain, TANPA berharap nikmat tsb pindah kepada dirinya.
d. Orang yang mendapati perasaan HASAD dalam dirinya, namun ia TEKAN & TAHAN perasaan HASAD tsb, agar TIDAK SAMPAI berlaku dzalim.
(Baik dengan perkataan / perbuatan).
e. Orang yang mendapati perasaan HASAD dalam dirinya, namun ia berusaha menghilangkan perasaan HASAD tsb dengan melakukan perbuatan yang SEBALIKNYA.
Contohnya :
Saat ia HASAD kepada seseorang, maka justru ia puji & muliakan orang tsb.
Tujuan nya agar nafsu HASAD nya hilang dan syaitan tidak memiliki kesempatan utk menggodanya.
Dimana no 1-3 ini termasuk perbuatan yang buruk dan hukum nya HARAM.
Sedang no. 4-5 ini, hukum nya TIDAK BERDOSA.
- Menurut penjelasan Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di Rahimahullah, bahwa :
HASAD terbagi 2, yaitu :
a. Hasad yang Terlarang.
Yaitu : mengharapkan nikmat seseorang itu HILANG / mendiamkan HASAD tsb tanpa berusaha utk menghilangkan nya.
b. Hasad yang dibolehkan.
Yaitu : TIDAK mengharapkan HILANG nya nikmat Allah, namun ia menginginkan nikmat yang sama utk dirinya.
Menurut Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di Rahimahullah.
Orang golongan ini terbagi 2, yaitu :
- Hasad yang TERPUJI.
Dimana saat ia melihat ada orang diberi nikmat Allah bisa berlaku shalih dan taat beribadah, maka ia juga bercita – cita agar bisa seperti orang tsb. - Hasad yang TIDAK terpuji.
Dimana ia berharap kenikmatan duniawi, demi kepuasan syahwat nya. Sebagaimana Qorun. - Nasehat berupa OBAT dari HASAD
Berkata Abu Hamid Al Ghazali Rahimahullah penulis kitab “Ihya Ulumuddin” :
” HASAD adalah termasuk penyakit hati yang paling parah dan tidak ada obat bagi penyakit hati, kecuali dengan ILMU & AMAL”.
Menurut Abu Hamid Al Ghazali Rahimahullah
- ILMU yang harus dipelajari utk mengobati HASAD, yaitu :
“Dengan mengetahui bahwa HASAD itu akan membahayakan agama & dunia bagi pelakunya” - Sedang AMAL yang harus dikerjakan utk mengobati HASAD, yaitu :
“Dengan melakukan apa yang bertolak belakang”.
Misal :
- Kita timbul nafsu HASAD pada seseorang, maka justru kita muliakan dirinya.
Agar sifat HASAD sedikit demi sedikit menjadi hilang di dalam hatinya.
Syaikh Abdullah Al Bassam Rahimahullah berkata bahwa 2 hal diatas ini adalah OBAT TERBAIK dalam mengatasi sifat HASAD.
Wallahu a’lam.