Tadabbur Surah Al- Mu’min (Ghafir) Ayat : 26 – 32

(Pertemuan 04).

Kajian Ba’da Maghrib @ Al Mukminun.
Jl. Mahakam No. 29, Malang.
By. Ust. Alfin Shahih.
Senin, 09 Agt 2021.

Tadabbur Surah Al- Mu’min (Ghafir)
(Ayat : 26 – 32).

(Pertemuan 04).

Ayat 26) :

  • Fir’aun akan membunuh Nabi Musa a.s karena menganggap jika ajaran Nabi Musa a.s berbahaya & akan menimbulkan kerusakan bagi pengikut Fir’aun.

Menurut pendapat Ibnu Asyur Rahimahullah tentang ayat ini :
“Pemimpin yang kurang berpikir matang akan selalu menuduh siapapun yang menyelisihi apa yang ia percaya itu sebagai pelaku perusakan, karena Fir’aun tidak memiliki hujjah kecuali hanya kenikmatan dunia yang saat ini dirasakan nya”.

Ayat 27 :

  • Nabi Musa a.s menjawab ancaman Fir’aun dengan mengatakan bahwa Beliau berlindung dari Allah dari ancaman orang orang yang dzalim, sombong & tidak percaya Kiamat.

Menurut pendapat Imam Ath- Thabari Rahimahullah tentang ayat ini :
“Orang yang tidak memiliki keimanan akan hari Kiamat, maka tidak percaya jika pahala kebaikan itu ada. Ia juga tidak takut & tidak percaya terhadap adzab atas perbuatan buruk nya”.

Pentingnya dalam mengambil keputusan dalam suatu perkara.
Jangan sampai mengikuti hawa nafsu.

Bahkan Allah pernah menegur Nabi Daud a.s agar berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Sebagaimana dalam ayat.
Allah berfirman :
“Ketika mereka masuk menemui Daud lalu dia terkejut karena (kedatangan) mereka. Mereka berkata, : “Janganlah takut! (Kami) berdua sedang berselisih, sebagian dari kami berbuat dzalim kepada yang lain. Maka berilah keputusan di antara kami secara adil dan janganlah menyimpang dari kebenaran serta tunjukilah kami ke jalan yang lurus”.
(QS. Sad : 22)

Ayat 28 :

  • Ada seseorang beriman dari kelg Fir’aun yang menyembunyikan keimanan nya berkata, apakah Fir’aun akan membunuh orang yang berkata jika Tuhan ku adalah Allah dan telah membawa bukti bukti.

Menurut Ibnu Athiyyah Rahimahullah tentang ayat ini :
“Dimana dimasa itu, orang yang menyembunyikan keimanan nya dipuji Allah, karena keadaan yang memaksanya, namun ia tetap menyampaikan nasehat kebenaran”.

Spt masa Islam di Cordoba dahulu.

Maka bisa dibayangkan betapa hebat nya rasa keimanan sahabat Umar bin Khattab r.a yang saat masuk Islam langsung menyatakan secara terbuka dan terang terangan.
Padahal saat itu Islam juga masih lemah dan sama sama berhadapan dengan pemimpin Kafir Quraisy yang kejam.

Ayat 30 :

  • Orang beriman tsb mengatakan bahwa ia kuatir akan adzab yang Allah timpakan kepada mereka yang terdahulu, yang menentang kebenaran.

Berkata Syaikh Abdurrahman As Sa’di Rahimahullah tentang ayat ini :
“Orang beriman ini terus menerus berdakwah kepada kaum nya, agar ada yang mendapat hidayah”.

Ayat 32 :

  • Orang beriman itu mengingatkan tentang nasib kaum nya di hari Kiamat kelak yang saling memanggil 1 sama lain.
  • Dimana kelak di hari Kiamat, mereka akan dipanggil sesuai dengan pemimpin nya.
  • Termasuk antara penghuni Surga akan saling memanggil dengan para penghuni Neraka.

Sebagaimana dalam ayat.
Allah berfirman :
“Dan para penghuni Surga menyeru penghuni-penghuni Neraka : “Sungguh, kami telah memperoleh apa yang dijanjikan Rabb kepada kami itu benar. Apakah kamu telah memperoleh apa yang dijanjikan Rabb kepadamu itu benar ?” Mereka menjawab, “Benar.” Kemudian penyeru (malaikat) mengumumkan di antara mereka, “Laknat Allah bagi orang – orang dzalim”
(QS. Al- A’raf : 44).

Selain itu, percakapan antara penghuni Surga & Neraka juga ada di dalam Surah As Saffat : 50 – 61.

Dalam kitab Al Lu’Lu’u Wal Marjan :
“Puncak penyesalan para penghuni Neraka di hari Kiamat terjadi saat mereka melihat Allah menyerupakan KEMATIAN dalam bentuk seekor kambing yang diletakkan diantara Surga & Neraka, lalu disembelih. Maka penghuni Surga bahagia karena abadi disana & penghuni Neraka sangat menyesal karena menderita abadi disana”.

Para penghuni Neraka itu sungguh saat menginginkan kematian karena tidak sanggup lagi menerima dahsyat nya siksa Neraka.

Sebagaimana dalam ayat.
Allah berfirman :
“Dan mereka berseru : “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Rabb mu mematikan kami saja”. Dia (Malaikat Malik) menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di Neraka ini)”.
(QS. Az- Zukhruf : 77).

Yang Perlu Di TADABBURI dari Surah Ghafir, ini adalah :

  1. Musa menjawab jika beliau hanya berlindung kepada Allah.
  2. Segala kedustaaan akan kembali kepadanya dan kebenaran juga akan kembali kepadanya.
  3. Keimanan adalah sesuatu yang MAHAL .
  4. Tugas seorang da’i utk terus menerus berdakwah kepada umat, agar ada yang bisa mendapat hidayah.
  5. Para penghuni Neraka akan saling memanggil 1 dengan yang lain nya, mereka menyesal karena tidak mau mengikuti kebenaran.
  6. Kelak para penghuni Surga dan Neraka akan saling memanggil dan bercakap cakap.
  7. Penyesalan para penghuni Neraka yang tidak bisa lagi berharap kematian, akibat sudah tidak sanggup menerima siksa Neraka dan abadi di dalam nya.

Juga kebahagiaan para penghuni Surga yang kekal abadi di dalam nya.

Cara MENGAMALKAN Ayat dalam Surah Ghafir, ini adalah :.

  1. Kalau kita takut pada orang yang bengis, maka berdo’a lah :

Allahumma inna na’udzubika min syururihim, wa naj’aluka fi nuhurihim

“(Ya Allah, sesungguh nya kami berlindung kepada Mu dari kejahatan mereka dan kami menjadikan kekuasaa Mu di leher leher mereka)”

Inilah do’a tawakal dan kepasrahan kepada Allah.

Sebagaimana saat Nabi Musa a.s menghadapi kejamnya Fir’aun.

  1. Berusaha membela ulama/ da’i yang di cemooh/ dilecehkan oleh orang orang bodoh.
    Sebagaimana yang dilakukan orang beriman yang menyembunyikan keimanannya di ayat 28.
  2. Mohon perlindungan kepada Allah dari 3 HAL , yaitu :
  • Sikap berlebihan dalam segala hal.
  • Dari mendustakan ayat Allah.
  • Dari kesombongan.

Karena 3 hal ini lah yang MENGHALANGI datang nya HIDAYAH.

TAUJIHAT Ayat, adalah :

  1. Bentuk bantahan/ ucapan seseorang itu menunjukkan apakah dia membenarkan yang Haq / justru mendustakan nya.
  2. Allah adalah satu satu nya Dzat tempat mohon perlindungan dari semua orang mukmin, dari segala hal yang KITA TAKUTI .
  3. Diantara ciri orang yang paling jauh dari HIDAYAH Allah adalah :
    Orang yang berlebih lebihan dalam berbuat bermaksiat, bahkan mendustakan Allah dan mengira Allah yang memerintahkan perbuatan tsb.

(Bersambung pada pertemuan selanjutnya).

Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *