Kajian Kitab “Ad Daa’ Wa Ad Dawaa’ ” Bab. Cinta Merupakan Pokok Setiap Gerakan.

Bismillah.

Kajian Ba’da Subuh @ Al Muttaqien.
Jl. Candi Trowulan No. 65 A, Mojolangu.
By. Ust. Muhammad Syukur.
Kamis, 15 Des 2022.

Kajian Kitab “Ad Daa’ Wa Ad Dawaa’ “
(Penyakit & Obat nya)?
Karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah.

Bab. Cinta Merupakan Pokok Setiap Gerakan.

Tertib nya dari semua amal perbuatan seorang hamba kepada Allah adalah :
“cinta, harap & takut”.

Maksud penjelasan nya adalah :

  • Rasa harap dari amal perbuatan itu, awalnya berasal dari rasa cinta.
    Misal : cinta akan Surga.

Sehingga alasan dasar setiap orang melakukan sesuatu itu karena cinta.

  • Dan menjadi rasa harap agar segala yang ia do’akan bisa di kabulkan Allah.
  • Dan menjadi rasa takut, disaat harapan nya tidak di kabulkan Allah.
    Yaitu : takut akan Neraka & adzab Allah

Bab. 3 Tingkatan Orang Yang Kasmaran.

Orang yang kasmaran ada 3 tingkatan, yaitu :

  • Tingkat permulaan.
  • Tingkat pertengahan.
  • Tingkat terakhir.

Intinya adalah :
“Orang yang kasmaran & menampakkan cinta thd orang yang tidak halal baginya, berarti telah mendzalimi diri sendiri & menyakiti yang dicintai berikut keluarga nya, sekaligus membuat masyarakat membenarkan persangkaan mereka dalam hal ini”.

Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah riwayat.

Dari Abdul Haqq di dalam kitab beliau yang bernama “Al- Aqibah”.

Suatu ketika ada seorang muadzin melihat seorang wanita cantik dari atas menara masjid, sehingga ia terfitnah dengan wanita cantik tsb.

Lalu ia turun, menghampiri dan bertanya kepada wanita cantik tadi.

Wanita itu menyatakan diri beragama Nasrani & memberikan baginya sebuah syarat :
“Jika engkau masuk ke agama ku (Nasrani), maka aku mau menikah denganmu”.

Akhirnya muadzin tadi murtad dan masuk ke dalam agama Nasrani.

Ternyata pada hari yang sama dengan hari pernikahan nya, si muadzin jatuh dari atap rumah wanita tsb, lalu meninggal dunia.

Di dalam kitab Tadzkiyatun Nafs dijelaskan bahwa :
Ada 4 RACUN HATI, yaitu :

  • Banyak bicara.
  • Banyak memandang.
  • Banyak makan dan minum.
  • Banyak bergaul dengan banyak orang.

Dan kisah muadzin di atas dikarenakan terkena salah 1 dari 4 racun hati.
Yaitu karena banyak memandang.

Banyak memandang sesuatu itu, maka lama kelamaan akan tumbuh menjadi sebuah hasrat kepada dirinya.

Maka nya kita diminta agar selalu menjaga pandangan.
Khusus nya pandangan kepada lawan jenis yang bukan mahram nya.

Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Katakanlah kepada laki – laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
(QS. An- Nur : 30)

Juga dijelaskan di dalam sebuah riwayat.

Dijelaskan salah 1 penyebab Imam Syafi’i rahimahullah lupa terhadap 1 hapalan nya adalah karena suatu hari Imam Syafi’i Rahimahullah melewati sebuah pasar dan tanpa sengaja beliau memandang kaki seorang wanita yang tersingkap kain nya.

Banyak memandang itu juga tidak selalu memandang lawan jenis.

Namun bisa juga saat seseorang terlalu banyak memandang kepada benda (materi).

Juga berhati – hati lah kepada sifat Dayyuts.
Karena orang yang memiliki sifat Dayyuts itu, Allah haramkan bisa masuk ke dalam Surga.
Jika ia tidak segera bertaubat.

Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Abdullah bin Umar r.a
Rasulullah bersabda :
“Tiga orang yang Allah haramkan Surga untuk mereka, yaitu : (1) pecandu khmar (minuman keras), (2) anak yang durhaka, dan (3) dayyuts, orang yang membenarkan keburukan di keluarganya”.
(HR. Ahmad)

Apa itu Dayyuts ?
Yaitu : para lelaki yang menjadi pemimpin untuk keluarganya, dimana ia tidak punya rasa cemburu & tidak punya rasa malu, dengan ia membiarkan keluarganya bermaksiat, tanpa mau mengingatkan nya.

TAMBAHAN :

  • Orang yang MALAS adalah :
    “Seseorang yang TIDAK MAU melakukan kebaikan, disaat ia sebenarnya memiliki kemampuan & kesempatan”.

Dan penyebab rasa malas, diantara nya adalah :

  • Karena dosa & maksiat yang diperbuatnya.
  • Karena kurang berdzikir kepada Allah
    (dalam kitab “Al-Wabilush Shayyib”, Karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah).

Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *