Kajian Spesial Ba’da Subuh @ A. Yani Mlg.
Jl. Kahuripan No. 12, Malang
By. Ust. Dr. Firanda Andirja.
Jum’at, 07 Okt 2022.
4 GOLONGAN YANG DIJANJIKAN SURGA.
(Pendahuluan)
Bersyukurlah karena kita semua masih Allah mudahkan utk bisa melangkah shalat berjamaah di Masjid.
Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Buraidah r.a.
Rasulullah bersabda :
“Berikanlah kabar gembira kepada orang – orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju masjid – masjid, bahwa ia akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”.
(HR. Abu Dawud, At- Tirmidzi)
Semoga kita semua mendapatkan cahaya sebagaimana hadits di atas.
(Kembali ke tema).
Dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Dan BERSEGERALAH kamu mencari ampunan dari Rabb mu dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang – orang yang bertakwa (133)”.
“(yaitu) : (1) Orang – orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan (2) Orang – orang yang menahan amarahnya dan (3) Memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan (134)”
“Dan (juga) (4) Orang – orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau mendzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa – dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa – dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui (135)”
“Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Rabb mereka dan Surga – Surga yang mengalir di bawahnya sungai – sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik – baik pahala bagi orang – orang yang beramal (136)”
(QS. Ali ‘Imran : 133 – 136)
PELAJARAN DARI AYAT di atas adalah :
Dalam hal melakukan kebaikan (amal shalih) dan meraih ampunan Nya.
Maka Allah selalu memerintahkan agar manusia BERSEGERA utk melakukan nya.
Dalam Qur’an juga disebut kan lain nya utk saling berlomba, saling bersaing, dll.
Karena jika di dalam di dunia saja manusia selalu berlomba – lomba.
Maka hendak nya setiap manusia juga harus berlomba – lomba dalam urusan akherat untuk meraih Surga Nya.
Karena kesuksesan sesungguhnya adalah pada kesuksesan di akherat.
“Yaitu : orang yang selamat dari Neraka dan bisa dimasukkan ke dalam Surga Nya”.
Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
” … Barang siapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya”.
(QS. Ali ‘Imran : 185).
Karena kenikmatan di dunia ini hanya sebuah permainan belaka dan bisa memperdaya manusia.
Sedang kenikmatan di Surga sangat besar, abadi dan tidak terbatas.
Maka bersegeralah dengan berlomba – lomba utk bisa meraih nya.
Bahkan kelak di Surga itu juga ada bermacam – macam tingkatan nya.
Sesuai dengan amalan manusia selama hidup di dunia.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Dan masing – masing orang ada tingkatannya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Rabb mu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan”.
(QS. Al- An’am : 132)
Hal inilah yang selalu dilakukan oleh para sahabat dan para salafus shalih.
Karena mereka menyadari bahwa :
- Waktu kita di dunia SANGAT SEDIKIT.
- Kemampuan kita juga SANGAT TERBATAS.
- Usia kita di dunia SANGAT TERBATAS.
Dimana para sahabat selalu bertanya kepada Rasulullah tentang amalan apa yang paling afdhal utk dilakukan & paling dicintai oleh Allah.
Juga dengan adanya tanda – tanda yang Allah tunjukkan agar manusia untuk bersegera menuju ampunan Nya.
Misal nya adalah :
- Dengan adanya uban yang mulai tumbuh di kepala nya.
- Dengan fisik yang mulai melemah.
- dll.
Surga itu SANGAT LUAS.
Dimana luasnya seluas langit dan bumi.
Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah riwayat.
Tentang manusia terakhir yang akan Allah masukkan ke dalam Surga.
Dari sahabat Ibnu Mas’ud r.a.
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan dari Neraka dan paling terakhir masuk ke Surga, yaitu seorang laki – laki yang keluar dari Neraka dengan merangkak”.
Lalu Allah berfirman kepadanya :
“Pergilah engkau, masuklah engkau ke Surga”.
Ia pun mendatangi Surga, tetapi ia membayangkan bahwa Surga itu telah penuh.
Ia kembali dan berkata :
“Wahai Rabb ku, aku mendatangi Surga tetapi sepertinya telah penuh”.
Allah berfirman kepadanya :
“Pergilah engkau dan masuklah Surga”
Ia pun mendatangi Surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa Surga itu telah penuh.
Lalu ia kembali dan berkata :
“Wahai Rabb ku, aku mendatangi Surga tetapi sepertinya telah penuh”.
Allah berfirman kepadanya :
“Pergilah engkau dan masuklah Surga, karena untukmu Surga seperti dunia dan 10 kali lipat darinya”
Orang tersebut berkata :
“Apakah Engkau memperolok – olokku atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja Diraja ?”
Lalu sahabat Ibnu Mas’ud berkata :
“Aku melihat Rasulullah tertawa sampai tampak gigi geraham beliau”.
Kemudian Rasulullah bersabda :
“Itulah penghuni Surga yang paling rendah derajatnya”.
(HR. Al- Bukhari dan Muslim).
Dan dari bahasan 4 ayat Surah Ali Imran di atas.
Maka ada 4 CIRI ORANG YANG ALLAH JANJIKAN SURGA.
Yaitu :
- Orang yang selalu BERINFAQ
Baik di dalam waktu kondisi lapang nya/ waktu kondisi sempit nya.
Salah 1 sifat orang yang dijanjikan Surga adalah mereka yang rajin berinfaq / bersedekah, dengan harta terbaik nya.
Hal ini yang selalu dilakukan oleh para sahabat dan para salafus shalih.
Dimana para sahabat sangat gemar MEWAKAFKAN harta terbaik dan paling mereka cintai, utk kepentingan agama Islam.
Karena mereka sedang berlomba – lomba utk membangun istana yang megah di Surga, utk diri mereka kelak.
Diantara nya adalah :
- Sahabat Umar bin Khattab r.a yang mewakafkan aset berupa tanah nya di Khaibar.
- Sahabat Khalid bin Walid r.a yang mewakafkan alat – alat perang nya.
- dll.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang KAMU CINTAI. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha mengetahui”.
(QS. Ali ‘Imran : 92)
Maka berinfaq lah dengan harta terbaik apapun yang kita bisa.
Meskipun hanya dengan sebutir kurma.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits.
Rasulullah bersabda :
“Jagalah kalian dari Neraka, sekalipun dengan bersedekah sebutir kurma”.
(HR. Al- Bukhari dan Muslim).
Maksud hadits ini adalah :
“Agar kita SELALU berinfaq meski dalam keadaan sesulit apapun”.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat.
Dari sahabat Anas bin Malik r.a.
Beliau berkata :
“Ada seorang wanita datang meminta – minta kepada Aisyah r.ha. Lalu ibunda Aisyah r.ha memberinya 3 butir kurma (karena hanya itu yang dimilikinya)”.
“Wanita itu memberi masing – masing anaknya satu butir kurma, dan menyimpan sebutir lainnya untuk dirinya sendiri. Setelah kedua anaknya memakan kurma, keduanya menatap pada ibunya. Sang ibu mengambil kurma (jatahnya) kemudian membelahnya. Ia memberi masing – masing anaknya separuh kurma tersebut”.
Saat Rasulullah datang, lalu ibunda ‘Aisyah r.ha menceritakan peristiwa yang baru saja disaksikannya.
Lalu Rasulullah bersabda :
“Apa yang mengejutkanmu dari itu ? Sungguh Allah telah merahmati ibu tersebut karena kasih sayangnya kepada anaknya”.
(HR. Al- Bukhari, dalam kitab “Adabul Mufrad”)
Maka bersyukurlah jika ada orang – orang dhuafa di sekitar kita.
Karena pada hakekatnya :
“Setiap amal kebaikan berupa infaq / sedekah yang manusia lakukan itu akan KEMBALI kepada dirinya”.
Karena kelak saat telah datang jaman Imam Mahdi.
“Maka semua orang akan kaya, sampai – sampai tidak ada seorang pun yang bisa menerima pemberian infaq / sedekah dari saudara muslim lain nya”.
- Orang yang menahan AMARAH nya.
Di dalam ayat diatas, menahan amarah ini adalah termasuk dalam AKHLAQ.
Karena ibadah itu tidak selalu dilakukan dengan harta, shalat, infaq, puasa, haji, membaca Qur’an, dll.
Namun disaat ia mampu menahan amarahnya, disaat ia mampu meluapkan nya.
Maka ini juga IBADAH.
Dan orang yang mampu menahan amarahnya, disaat ia mampu melampiaskannya, maka ia adalah orang yang KUAT.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Abu Hurairah r.a
Rasulullah bersabda :
“Orang kuat bukan diukur dengan bertarung / bergulat. Orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah”.
(HR. Al- Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain nya.
Dari sahabat Abu Hurairah r.a.
Beliau berkata :
Ada seorang laki – laki berkata kepada Rasulullah :
“Berilah aku wasiat”.
Rasulullah menjawab :
“Engkau jangan marah”.
Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang.
Lalu Rasulullah bersabda :
“Engkau jangan marah”.
(HR. Al- Bukhari)
Dalam hadits lain nya.
Dari sahabat Mu’adz bin Anas Al- Juhani r.a
Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, maka pada hari Kiamat kelak Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai”.
(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
- Orang yang MEMAAFKAN orang yang berbuat dzalim kepadanya.
Ini tingkatan yang JAUH LEBIH SULIT dari yang sekedar menahan marah.
Jika kita berusaha memaafkan orang yang dzalim, maka Allah juga akan memaafkan dirinya.
Ada sebuah nasehat :
“AL-JAZA MIN JINSIL-AMAL”.
“(balasan itu seusai dengan amal perbuatan)”.
Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“… dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu ? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”.
(QS. An- Nur : 22).
Dan memaafkan orang lain ini adalah amalan yang SANGAT BERAT.
Karena setiap manusia selalu memiliki kecenderungan utk membalas / melampiaskan kepada orang yang telah berbuat dzalim kepada dirinya.
Dan orang yang disebut menyambung tali silaturahim itu bukanlah dengan berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada nya.
Namun justru disaat kita membalas kebaikan kepada orang yang telah berbuat dzalim kepada nya.
Allah juga sangat mencintai orang yang berbuat IHSAN.
Dimana IHSAN ada 2, yaitu :
- IHSAN dalam beribadah kepada Allah.
Dimana ia selalu meyakini jika Allah selalu melihat nya, disaat ia sedang beribadah kepada Allah. - IHSAN dalam berbuat kebaikan kepada sesama manusia.
- Orang yang berbuat DOSA / DZALIM, lalu segera mengingat & memohon ampun kepada Allah.
Tidak ada 1 manusia pun yang bisa terlepas dari dosa dan maksiat.
Namun ia bersegera mengingat Allah dan memohon ampunan kepada Allah, disaat ia telah melakukan dosa / maksiat.
Dimana ia segera :
- Ingat akan murka Allah.
- Ingat akan segala rahmat & ampunan Allah.
- dll.
Sebagaimana riwayat di saat Nabi Yusuf a.s hendak digoda oleh istri seorang penguasa.
Dimana saat itu Nabi Yusuf a.s segera mengingat Allah.
Hal ini Allah abadikan di dalam ayat.
Allah berfirman :
“Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu – pintu, lalu berkata : “Marilah mendekat kepadaku”. Yusuf berkata : ” Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik”. Sesungguhnya orang yang dzalim itu tidak akan beruntung (23)”.
“Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Rabb nya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih (24)”
(QS. Yusuf : 23 – 24).
Berhati – hatilah dengan dosa dan maksiat, karena :
“Setiap musibah yang turun disebabkan oleh dosa, dan tidak akan terangkat kecuali dengan taubat”.
Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata :
“Sesungguhnya segera bertaubat kepada Allah dari perbuatan dosa hukumnya adalah WAJIB dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda, karena akan terjatuh dalam dosa yang lain”.
(Dalam Kitab Madarijus Salikin)
Wallahu a’lam.