Kajian Ba’da Ashar @ A. Yani Mlg.
Jl. Kahuripan No. 12, Malang.
By. Ust. Rifky Ja’far Thalib.
Kamis, 25 Agustus 2022.
PANDUAN LENGKAP MENUNTUT ILMU
Berdasarkan Kitab “Kitabul ‘Ilmi”.
Karya Asy- Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin.
BAB. KIBR (SOMBONG).
(Pendahuluan)
Lebih utama kita utk selalu menyibukkan diri di dalam amal ibadah, sebagai bekal dalam menghadapi kiamat Sugro (berupa kematian).
Dimana yang masing – masing dari kita pasti akan menghadapi nya.
Dalam sebuah riwayat.
Dari sahabat Ali bin Abi Thalib r.a.
Beliau berkata :
“Barangsiapa yang berdo’a kepada Allah, namun tidak diiringi oleh shalawat Nabi maka do’a tsb akan terhalang, sampai dibacakan shalawat untuk Nabi”.
(Dalam kitab Silsilah Ahadits Shahihah).
(Kembali ke tema).
Ada 2 PERKARA dalam ilmu agama.
Yang apabila kita sampaikan (ceramahkan) 2 perkara kepada orang lain.
Pada hakekat nya 2 hal tsb adalah nasehat kepada diri kita sendiri.
2 PERKARA tsb adalah :
- MUNAFIQ.
- SOMBONG.
Yaitu : mengingkari kebenaran dan merendahkan orang lain.
Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah hadits.
Dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas r.a.
Rasulullah bersabda :
“Sombong adalah : (1) Menolak kebenaran dan (2) Meremehkan manusia”.
(HR. Muslim)
SOMBONG adalah sifat yang sangat tercela.
Karena sifat sombong itu akan membuat manusia terhalang masuk ke dalam Surga.
Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah hadits.
Dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud r.a.
Rasulullah bersabda :
“Tidak akan masuk Surga, seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, meski hanya sebesar biji sawi”.
(HR. Muslim)
Sebagaimana dulu Fir’aun yang merasa sombong, sampai ia mengaku sebagai Tuhan.
Dan Fir’aun saat itu tidak mau menerima dakwah dari Nabi Musa a.s.
Dikarenakan Fir’aun menganggap jika Bani Israel adalah bangsa kelas dua (bangsa rendahan) di negara Mesir saat itu.
Yang mana Nabi Musa a.s adalah Nabi dari keturunan Bani Israil.
Sementara Fir’aun berasal dari SUKU QIBTHI (suku asli bangsa Mesir), yang kedudukan nya lebih mulia dari bangsa Israil.
Sebagaimana salah 1 istri Rasulullah yang bernama ibunda Mariah al- Qibthiyah r.ha.
Lalu bagaimanakah ciri sikap sombong seorang penuntut Ilmu.
Diantaranya adalah :
- Saat muncul perasaan, jika ilmu tsb bukan disampaikan dari ulamanya.
Maka dianggap SALAH . - Saat muncul perasaan, jika ilmu tsb disampaikan dari ulamanya, pasti lah BENAR.
- dll.
Jadi sifat sombong itu memiliki 2 CIRI, yaitu :
- MENOLAK kebenaran.
Yaitu : tidak mau menerima kebenaran yang disampaikan kepada nya. - MEREMEHKAN manusia.
Yaitu : memandang rendah seseorang, dikarenakan hartanya, jabatannya, ilmu nya, dll.
Padahal dalam sebuah riwayat.
Rasulullah dikenal justru paling senang berkumpul dengan orang orang miskin dan dhuafa.
Seorang penuntut ilmu juga SANGAT RENTAN terkena dengan sifat SOMBONG.
Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Al- Utsaimin Rahimahullah tentang sombong nya seorang penuntut ilmu :
“Disaat ia diberitahu kebenaran oleh seseorang yang dirasa ilmu nya masih dibawah nya, maka ia akan berpaling. Sehingga orang yang sombong ini tidak akan mendapat apa – apa”.
SOMBONG itu MUSUHNYA ILMU.
Karena ILMU itu laksana AIR.
Dimana air yang hanya bisa mengalir, dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah.
Maka ILMU itu hanya bisa diterima seseorang, disaat ia sudah MERENDAHKAN DIRI nya (TAWADHU’).
Sombong itu penyakit hati.
Sehingga ilmu tidak bisa memasuki seseorang yang hati nya dipenuhi oleh rasa sombong.
Bagaimana agar ilmu tsb bisa masuk kepada seseorang ?
Maka hati nya harus dibersihkan dahulu dari sifat sombong, dengan perbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah.
Beberapa sebab seorang penuntut ilmu sulit menerima ilmu.
Diantara nya adalah :
- Bisa jadi NIAT dalam menuntut ilmu nya salah.
- Bisa jadi CARA dalam menuntut ilmu nya salah.
- Atau bisa jadi karena masih ada KESOMBONGAN di dalam hati nya.
Jika ada ORANG SOMBONG yang berilmu.
Maka ILMU nya tidak akan membawa keberkahan dan kebaikan (baik kepada dirinya maupun kepada orang lain).
BAB. FANATIK.
Maksud fanatik disini adalah :
“Mengambil kebenaran hanya dari sebuah kelompok / golongan tertentu, dan menganggap golongan yang berbeda adalah salah”.
FANATIK itu MUSUH bagi seorang penuntut ilmu.
FANATIK dibolehkan HANYA kepada 3 HAL, yaitu:
- Fanatik kepada Allah.
Maksudnya fanatik kepada Qur’an. - Fanatik kepada Rasulullah.
Maksudnya fanatik kepada Sunnah Rasulullah. - Fanatik kepada kebenaran.
Maksud nya menerima kebenaran dari manapun dan siapapun datangnya.
Ada sebuah kaidah yaitu Al-Wala wa Al-Bara.
Yaitu Al- Wala (loyalitas) dan Al- Bara (berlepas diri).
Maka jangan sampai kita salah dalam memaknai istilah Al- wala wa Al- Bara ini.
Maka Syaikh Al- Utsaimin Rahimahullah berkata :
“Jangan sampai kita fanatik kepada sebuah kelompok / golongan tertentu”.
Dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“.. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang – orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al- Qur’an) ini agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia”
(QS. Al-Hajj : 78)
Wallahu a’lam.