Khutbah Jum’at @ Al A’raaf.
Jl. Danau Limboto Utara A4- K, Sawojajar.
By. Ust. Muhammad Syukur.
Jum’at, 29 Juli 2022.
ORANG YANG SELALU KEMBALI KEPADA ALLAH.
Dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“(yaitu) : (1) Orang – orang yang beriman dan (2) Hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
(QS. Ar- Ra’d 28)
Dari ayat tsb, maka manusia yang selalu kembali kepada Allah itu memiliki 2 syarat, yaitu :
O1. Hamba yang BERIMAN.
Sebagaimana di jelaskan di dalam rukun Iman, yaitu :
- Iman kepada Allah.
- Iman kepada malaikat.
- Iman kepada kitab Nya.
- Iman kepada para Nabi & Rasul Nya.
- Iman kepada hari akherat.
- Iman kepada takdir yang baik dan takdir yang buruk.
- Hamba yang banyak BERDZIKIR (mengingat Allah).
Karena hanya dengan banyak berdzikir itulah, yang akan membuat hati menjadi tentram.
Dari ayat ini, maka kita dapat mengambil ILMU, yaitu :
- Dengan banyak berdzikir, maka akan membuat hati menjadi tentram.
- Beda antara SA’ADAH (bahagia) dengan TUMA’NINAH (ketenangan).
BEDA nya adalah :
- Perasaan BAHAGIA itu sangat lekat kaitan nya dengan MATERI / DUNIAWI.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Nafi’ bin al-Harits r.a.
Rasulullah bersabda :
“Diantara kebahagiaan seorang Muslim, adalah : (1) Rumah yang luas, (2) Tetangga yang baik, serta (3) Kendaraan yang nyaman”.
(HR. Al- Bukhari, dalam Kitab Adabul Mufrad)
Sedang dalam hadits lain nya.
Rasulullah bersabda :
“Ada 4 perkara termasuk dalam kebahagian, yaitu : (1) Istri yang shalihah, (2) Rumah yang luas, (3) Tetangga yang baik, dan (4) Kendaraan yang nyaman”.
(HR. Al- Baihaqi, dalam Kitab Syu’abul Iman).
- Sedang KETENANGAN itu tidak ada kaitan nya dengan materi / duniawi.
Namun KETENANGAN itu hanya bisa diraih dengan keimanan dan banyak berdzikir kepada Allah.
Maka seringkali kita melihat, ada seseorang yang secara kasat mata tidak memiliki dunia.
Namun justru tampak TENANG hidupnya.
Kita boleh mengejar kesenangan/ kebahagiaan dalam hidup.
Namun pada hakekat nya yang kita cari dalam hidup adalah KETENANGAN hidup.
Karena KESENANGAN / KEBAHAGIAAN itu memiliki sifat :
- Hanya sementara.
Misal :
- Berlibur.
- Makan enak.
- Dll.
Semua itu akan membuat seseorang merasa senang / bahagia sesaat.
Namun hanya bisa dirasakan sementara saja.
- Akan menimbulkan perasaan “sawang – sinawang” diantara manusia.
Hal ini dikarenakan kadar kesenangan / kebahagiaan antara 1 orang, akan berbeda dengan kadar kebahagian orang lain. - Segala kesenangan itu SEMU (fatamorgana)
Karena setelah kita meraih 1 hal yang kita anggap bahagia, maka secara naluri, kita pasti akan mengejar kesenangan yang lain.
Sehingga TIDAK AKAN PERNAH ada habis nya, jika seseorang dalam hidup ini hanya mengejar KESENANGAN dunia saja.
Karena seringkali kita melihat ada seseorang yang secara materi telah memiliki segalanya.
Bahkan sangat berlebih materinya
Namun ternyata hati nya gelisah dan sangat jauh dari rasa tenang.
Sehingga sebenarnya yang dicari manusia di dalam hidup ini bukan KESENANGAN.
Melainkan yang dicari adalah KETENANGAN hidup.
Dan KETENANGAN itu hanya bisa diraih dengan rasa Iman & selalu MENGINGAT Allah kapan pun & dimana pun.
Diantaranya dengan :
- Shalat tahajjud di sepertiga akhir malam.
- Membaca Qur’an di keheningan.
- Berdzikir di kesunyian, sampai meneteskan air mata karena takut kepada Allah.
Inilah 1 amalan diantara 7 golongan orang – orang yang kelak mendapat naungan Allah di akhirat.
Dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Wahai orang – orang yang beriman. Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at, maka segeralah kamu MENGINGAT Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (9)”
“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka BERTEBARANLAH kamu di bumi. Carilah karunia Allah dan INGATLAH Allah sebanyak – banyak nya agar kamu beruntung (10)”.
(QS. Al- Jum’ah : 9 -10).
Kita BOLEH mencari kesenangan hidup.
Namun jangan lupa utk mengejar KETENANGAN hidup.
Yaitu dengan perbanyak MENGINGAT Allah.
Karena KETENANGAN inilah yang membuat manusia akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya,.
Sehingga :
- Saat diberi nikmat hidup.
Ia tetap tenang, dengan BERSYUKUR. - Dan disaat ia diberi ujian / musibah berat dalam hidup.
Ia juga tetap tenang, dengan BERSABAR.
Wallahu a’lam.