Kajian Ba’da Subuh @ A. Yani Mlg.
Jl. Kahuripan No. 12, Malang.
By. Ust. Abdullah Hadromi.
Ahad, 05 Juni 2022.
Ayat ke 02.
Dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Wahai manusia. Makanlah dari (makanan) yang halal dan thayyib yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah – langkah syaitan. Sungguh, syaitan itu musuh yang nyata bagimu (168)”.
“Sesungguhnya (syaitan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah (169)”.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka : “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab, “(Tidak) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya)”. Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk (170)”
(QS. Al- Baqarah : 168 – 170)
TADABBUR kandungan dari AYAT di atas, diantara nya adalah :
- Ayat ini adalah berupa SERUAN Allah bagi SEMUA manusia secara keseluruhan.
Dimana seruan itu tidak memandang dari suku, agama, ras dan antar golongan manusia nya. - Ayat ini adalah perintah Allah kepada manusia utk BOLEH memakan dan memakai APA SAJA di muka Bumi ini, yang HALAL dan THOYYIBAH.
Baik tumbuhan, hewan, dll.
Sebagai balasannya, manusia hanya Allah minta utk TAAT BERIBADAH kepada Nya.
- Yang HALAL adalah segala sesuatu yang bukan diharamkan.
Yaitu : segala sesuatu yang bukan melanggar dari syari’at Islam. - Yang THAYYIB adalah :
“Segala sesuatu yang bukan kotor & menjijikkan”.
Spt : bangkai, babi, dll. - Segala sesuatu itu HUKUM ASAL nya adalah HALAL & BOLEH utk manusia konsumsi.
Sampai ada dalil yang meng HARAM kan & MELARANG nya. - HARAM itu ada 2 macam, yaitu :
- Dari benda nya.
Spt : babi, anjing, dll. - Dari cara mendapatkan nya.
Spt : korupsi, dll.
- Ayat ini menjadi dalil makan untuk hidup.
Bukan Hidup untuk makan.
Sehingga jika ada orang yang sengaja tidak mau makan, hingga membuatnya sakit / mati, maka hukum nya BERDOSA, karena berbuat dzalim pada dirinya. - Perintah manusia utk WAJIB hukum nya dalam mencari sesuatu yang HALAL, meski jumlah nya sedikit.
Dan kebanyakan laki – laki tergoda mencari sesuatu yang haram ini akibat pengaruh dari pasangan nya (istri).
Hal ini SANGAT JAUH BERBEDA dengan sebagaimana kebiasaan dari istri para salafus shalih.
Dimana istri para salafus shalih dulu saat suami mereka hendak keluar rumah utk bekerja mencari nafkah, para istri mereka selalu membisik kan kepada suami nya :
“Wahai suami ku, kami sabar utk lapar dan kami tidak sabar utk dibakar di Neraka, maka carilah harta dengan cara yang HALAL saja”.
- HARAM adalah sesuatu yang Allah LARANG.
HALAL adalah sesuatu yang Allah bolehkan.
Maka definisi halal & haram itu menurut Qur’an dan Sunnah, bukan menurut manusia.
10 Orang yang mengkonsumsi sesuatu yang haram.
Maka do’a nya tidak akan DIKABULKAN Allah.
Dalam sebuah hadits.
Rasulullah bersabda :
“Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan : ”Labbaik, Allahumma labbaik” Maka, yang berada di langit menyeru : “Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan. Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangan dosa dan tidak diterima”.
(HR. At Thabrani).
- Segumpal daging yang berasal dari sesuatu yang haram, maka tempatnya adalah di NERAKA.
Karena Surga tempat nya orang – orang baik, maka tidak bisa masuk Surga dari sesuatu yang Allah haramkan.
Sebagaimana dalam sebuah hadits.
Rasulullah bersabda :
“Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram, akan berhak dibakar dalam api Neraka”.
(HR. At- Tirmidzi)
- Dalam ayat tsb, ada firman Allah, berupa perintah agar kita MENJAUHI langkah – langkah syaitan.
- Langkah – langkah syaitan adalah :
“Segala keyakinan, ucapan dan perbuatan yang dilarang oleh Allah”.
Pokok nya jika semua itu menyimpang dari aqidah, syari’at Islam, dll.
- Termasuk langkah syaitan adalah segala KEMAKSIATAN.
Spt contoh nya :
- Kekafiran.
- Kefasikan.
- Kedzaliman.
- Syaitan adalah musuh yang nyata.
Maka wajib untuk kita menjauhinya dan menjadikan syaitan sebagai musuh kita. - SYAITAN adalah
“Siapa saja yang mengajak kita utk membangkang serta menjauhkan manusia dari ketaatan kepada Allah”.
Sehingga syaitan adalah SIFAT BURUK.
Dan syaitan itu bisa dari kalangan JIN & MANUSIA.
Bahkan dari kalangan HEWAN sekalipun.
Sebagaimana dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Abu Dzar Al Ghifari r.a.
Rasulullah bersabda :
“Anjing hitam adalah syaitan”.
(HR. Muslim)
- Syaitan selalu mengajak manusia ke dalam perbuatan jahat & keji.
Spt : zina, membunuh, minum khamar, dll. - Syaitan selalu mengajak manusia berkata atas nama Allah, namun tanpa ILMU.
Dimana mereka menetapkan halal & haram, mengada – adakan syari’at dan membuat hukum, dengan HAWA NAFSU & AKAL saja, tanpa memakai dalil dari Qur’an & Sunnah .
Mereka juga menjalankan agama, hanya dengan karangan dari pikiran manusia itu sendiri, tanpa berdasarkan Wahyu dari Allah berupa Qur’an & Sunnah.
- Berbicara atas nama Allah tanpa ILMU adalah haram.
Hal ini adalah jalan terbesar syaitan dalam menyesatkan manusia.
Mereka berbicara tentang agama dengan memakai NALAR mereka saja.
Bukan berdasarkan dalil menurut Qur’an dan Sunnah.
Boleh kita memakai nalar tsb.
Selama NALAR itu SESUAI dengan SYARI’AT yang telah Allah tetapkan.
Namun jika nalar (logika manusia) tsb BERTENTANGAN dengan syari’at.
Maka harus mengutamakan syari’at dulu diatas nalar tsb.
Bukan syari’at nya yang SALAH.
Namun seringkali keterbatasan dari nalar (logika manusia) yang BELUM MAMPU mencerna dari syari’at yang telah Allah tetapkan.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat.
Dari sahabat Ali bin Abi Thalib r.a
Beliau berkata :
“Seandainya agama dengan logika, maka tentu bagian bawah khuf (sepatu) lebih pantas untuk diusap daripada atasnya. Sungguh aku pernah melihat Rasulullah mengusap bagian atas khuf nya (sepatunya)”.
(HR. Abu Dawud).
Banyak manusia saat ini yang terlalu menggantungkan pada akal nya.
Hingga mereka mengkritik syari’at Allah, seolah – olah manusia merasa lebih pintar dari Allah.
Hal inilah yang Allah jelaskan pada ayat.
Allah berfirman :
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Beriman lah kamu sebagaimana orang lain telah beriman”. Mereka menjawab : “Apakah kami akan beriman seperti orang – orang yang kurang akal itu beriman?”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang – orang yang KURANG AKAL, tetapi mereka tidak tahu”.
(QS. Al- Baqarah : 13)
- Siapa saja yang berbicara agama tanpa dasar wahyu dari Allah, berarti ia telah berkata terhadap Allah tanpa ilmu.
Maka pastikan kita berbicara agama itu harus ada ilmu nya, berdasarkan Qur’an dan Sunnah.
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah Rahimahullah berkata :
“Orang yang berbicara / memberi fatwa tentang agama itu berarti ia telah bertanda tangan di atas nama Allah”.
Imam Al- Bukhari Rahimahullah berkata dalam kitab nya :
“AL-‘ILMU QABLA AL-QAUL WAL-‘AMAL”
“( ILMU sebelum BERKATA dan BERAMAL)”.
- Kita wajib mengikuti ajaran yang datang dari Allah dan Rasulullah secara MUTLAK.
- Bahayanya utk mengikuti ajaran nenek moyang, yang BERTENTANGAN dengan ajaran Allah dan Rasulullah.
Dan ini yang banyak terjadi di masyarakat saat ini.
Kita boleh melakukan adat istiadat.
Selama hal ini TIDAK BERTENTANGAN dengan aturan syari’at dan ajaran dari Allah dan Rasulullah.
- Fanatik buta kepada ajaran nenek moyang yang menyimpang adalah diantara salah 1 penyebab MENOLAK kebenaran yang datang dari Allah dan Rasulullah.
Saat ini banyak terjadi manusia yang memilih – milih syari’at sesuai dengan nafsu nya.
Mereka memilih sebagian dan menolak sebagian lainnya jika dirasa tidak sesuai dengan nafsunya.
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat.
Allah berfirman :
” … Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain) ?”.
(QS. Al-Baqarah : 85).
Padahal Allah memerintahkan agar kita masuk ke dalam Islam secara KAFFAH.
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat.
Allah berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman. Masuklah ke dalam Islam secara KAFFAH (keseluruhan), dan janganlah kamu ikuti langkah – langkah syaitan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu”.
(QS. Al- Baqarah : 208).
Kita bisa hidup dengan rukun damai dengan umat agama lain.
Namun dalam hal perkara agama.
Maka harus memakai dalil sebagaiamana di dalam ayat.
Allah berfirman :
“Lakum diinukum wa liya diin”.
“(Untukmu agamamu, dan untukku agamaku)”.
(QS. Al- Kafirun : 6).
- Ajaran siapapun harus ditimbang dulu dengan ajaran Allah dan Rasulullah.
- Kita wajib selalu mencari kebenaran.
Dan jika sudah menemukan kebenaran, maka wajib utk mengikuti nya dan meninggalkan yang selain kebenaran tsb.
Inilah pentingnya utk selalu tholibul ‘ilmi, agar wawasan pemahaman agama kita semakin luas & dalam.
- Sumber kebenaran adalah wahyu Allah, yang dipahami dengan baik & benar.
Sesuai dengan pemahaman para sahabat & ulama salafus shalih. - Boleh jadi nenek moyang dahulu tersesat, karena belum mengenal kebenaran.
Sedang kita saat ini telah mengenal kebenaran, karena telah sampai kebenaran kepada kita berupa syari’at Islam.
Sehingga kita WAJIB untuk meninggalkan ajaran nenek moyang tsb, jika bertentangan dengan Qur’an & Sunnah. - Siapa saja bertekad mencari kebenaran dengan sungguh – sungguh.
Maka PASTI akan Allah bimbing dirinya dalam mendapatkan kebenaran yang dicari nya.
Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
“Dan orang – orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan – jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang – orang yang berbuat baik”
(QS. Al- ‘Ankabut : 69)
(Bersambung pada pertemuan selanjutnya).
Wallahu a’lam.