PRINSIP – PRINSIP DASAR KEIMANAN by Ust. Muhammad Syukur

Kajian Ba’da Maghrib @ Manarul Islam.
Jl. Danau Bratan Raya, Sawojajar.
By. Ust. Muhammad Syukur.
Jum’at, 27 Mei 2022.

(Pertemuan 01).

Kajian kitab :
PRINSIP – PRINSIP DASAR KEIMANAN.
Karya Syaikh Muhammad Bin Shalih Al- Utsaimin.

Bab. Pendahuluan.

Buku ini sebenar nya berisi penjelasan tentang RUKUN IMAN.
Yang dijelaskan secara ringkas oleh Syaikh Muhammad Bin Shalih Al- Utsaimin Rahimahullah.

Namun di dalam pembukaan kitab ini, justru menjelaskan tentang PENTING NYA ILMU TAUHID.

Dimana di dalam pembukaan kitab ini, disebutkan bahwa :
” ILMU TAUHID adalah ilmu yang PALING MULIA DAN PALING AGUNG kedudukannya. Maka setiap muslim WAJIB utk mempelajari, mengetahui dan memahaminya, karena ilmu tauhid ini mencakup tentang Allah, yaitu ASMA, SIFAT, DAN HAK – HAK Allah yang harus dipenuhi oleh setiap hamba Nya.

ILMU TAUHID ini juga merupakan kunci menuju Allah dan kunci dari semua syari’at Nya.

Itulah mengapa.
Semua Nabi & Rasul selalu diutus Allah untuk mendakwahkan TAUHID kepada seluruh umat manusia.

Sebagaimana dijelaskan dalam ayat.
Allah berfirman :
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyu kan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku”.
(QS. Al- Anbiya : 25).

Dalam ayat lain nya.
Allah berfirman :
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”.
(QS. Ali ‘Imran : 18).

Pada buku tsb juga dijelaskan tentang hakekat Islam dan penjelasan tentang rukun iman, beserta dengan pembagiannya, dan diakhiri oleh tujuan dari aqidah islam.

Dimana dalam kitab tsb, Syaikh Muhammad Bin Shalih Al- Utsaimin Rahimahullah menjelaskan bahwa hanya ISLAM lah satu – satu nya agama yang di ridha’i Allah.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat.
Allah berfirman :
“Sesungguhnya agama (yang di ridha’i) di sisi Allah ialah Islam”.
(QS. Ali ‘Imran : 19).

Karena hanya Islam agama yang SEMPURNA.

Sebagaimana dijelaskan pada ayat.
Allah berfirman :
“Pada hari ini telah Ku SEMPURNA kan AGAMA mu, dan telah Aku cukupkan nikmat Ku kepadamu, dan telah Aku ridha’i Islam menjadi agama mu”.
QS. Al- Maidah : 3).

Sebenarnya Allah telah mewajibkan seluruh umat manusia agar memeluk agama Islam.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia. Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka beriman lah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, (yaitu) Nabi yang ummi, yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat kalimat Nya (kitab – kitab Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk”.
(QS. Al- A’raf : 158).

Namun sayang tidak semua manusia beriman kepada Allah.
Maka SUNGGUH RUGI bagi manusia yang mengambil agama lain, selain Islam.

Sebagaimana dijelaskan pada ayat lain nya.
Allah berfirman :
“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang RUGI”.
(QS. Ali ‘Imran : 85).

Hal ini juga dijelaskan di dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Abu Hurairah r.a.
Rasulullah bersabda :
“Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad berada di tangan Nya. Tidaklah seorang pun di kalangan umat ini, Yahudi atau Nasrani, mendengar tentang aku, kemudian dia mati dan tidak beriman kepada apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni Neraka”.
(HR. Muslim).

IMAN kepada Rasulullah itu dilakukan dengan cara MEMBENARKAN & PATUH.
Dengan penuh rasa penyerahan diri terhadap segala ajaran Rasulullah.

Sehingga TIDAK CUKUP jika hanya sekedar dengan membenarkan saja.

Contoh nya adalah paman Rasulullah, yaitu Abu Thalib.

Dimana Abu Thalib disebutkan bukan orang yang beriman kepada Rasulullah.
Meskipun Abu Thalib membenarkan & mengakui bahwa Islam adalah agama terbaik.

Dulu sempat ada buku tentang 100 orang yang sangat berpengaruh di dunia, karangan MICHAEL H. HART.

Dimana pengarang tsb menempatkan Rasulullah sebagai urutan no. 1.
Pengarang nya meyakini hal ini, namun tidak membuat dirinya menjadi beriman kepada Rasulullah.

IMAN itu memang harus diyakini dengan sepenuh nya. Bukan sekedar dengan AKAL & LOGIKA.
Karena tidak semua hal tentang agama itu bisa dipahami oleh AKAL & LOGIKA.

Cukup dengan sikap tunduk, patuh & mengikuti segala hal yang disampaikan Rasulullah.

Contoh nya adalah :

  • Rasulullah memiliki kebiasaan selalu berbuka puasa dengan buah kurma.

Maka sebagai muslim yang beriman, kita akan berusaha mengikuti kebiasaan Rasulullah yang berbuka puasa dengan kurma tsb.

Meski pun ada banyak pilihan berbuka dengan buah – buahan lain nya.

Dan sampai kapan pun,
UJIAN dari sebuah KEIMANAN itu pasti akan selalu berbenturan dengan RASA, LOGIKA & BUDAYA di sekitar nya.

Contoh nya adalah :

Saat keimanan Nabi Ibrahim a.s diuji Allah dengan turunnya perintah untuk menyembelih putranya, yaitu Nabi Ismail a.s.

  • Dalam hal RASA.
    Jika Nabi Ibrahim a.s saat itu memakai RASA, sebagai seorang ayah, tentu saja beliau akan keberatan utk menyembelih putranya.
  • Dalam hal LOGIKA.
    Jika Nabi Ibrahim a.s saat itu memakai LOGIKA, hal tsb pasti berat dilakukan, karena tidak akan masuk dalam logika berpikir.
  • Dalam hal BUDAYA.
    Jika Nabi Ibrahim a.s saat itu memakai BUDAYA, pasti akan berat melakukan nya.

Karena masyarakat Arab saat itu akan sangat bangga jika memiliki seorang anak laki – laki.
Berbeda jika yang lahir adalah anak perempuan, maka budaya masyarakat Arab saat itu akan sangat malu memiliki nya.

Namun Nabi Ibrahim a.s tetap mematuhi perintah Allah tsb.
Itulah IMAN.

Sebagai seorang muslim, kita juga JANGAN terlalu banyak bertanya tentang perkara yang sudah diperintahkan oleh agama.

Jangan seperti bani Israel yang TERLALU BANYAK bertanya kepada Nabi Musa a.s, saat ada perintah Allah untuk menyembelih seekor sapi betina.

Yang kemudian Allah abadikan kisah nya di dalam Surah Al Baqarah.

Maka beriman lah secara utuh kepada Allah & Rasulullah.
Meskipun hal tsb bertentangan dengan RASA, LOGIKA & BUDAYA di sekitar kita.

(Bersambung pada pertemuan sebelumnya).

Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *