MERAJUT PERSATUAN SEMUA UMAT, UNTUK NKRI YANG BERMARTABAT & BERAKHLAQ. – Babe Haikal

Kajian Ba’da Subuh @ Manarul Islam.
Jl. Danau Bratan Raya, Sawojajar.
By. Ust. DR. Haikal Hassan Baras.
(Babe Haikal)
Sabtu, 22 Jan 2022.

MERAJUT PERSATUAN SEMUA UMAT, UNTUK NKRI YANG BERMARTABAT & BERAKHLAQ.

(Pendahuluan)

Bertaqwalah kepada Allah dalam segala keadaan.
Dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk akherat kelak.

Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
“Wahai orang – orang yang beriman. Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan”.
(QS. Al- Hasyr : 18).

(Kembali ke tema)

Kondisi Indonesia saat ini sangat rentan terjadi disintegrasi.

Ini semua dikarenakan :
“Adanya KEBERPIHAKAN MEDIA MASSA, dalam menciptakan peluang terjadinya disintegrasi ini”.

Inilah yang harus kita cegah.
Jangan sampai Indonesia mengalami perpecahan.

Maka dalam mempelajari agama, kita jangan hanya belajar tentang aqidah, Qur’an dan hadits saja.
Memang ini sangat penting bagi landasan beragama.

Namun yang juga sangat penting dipelajari adalah :
“Dengan mempelajari tentang SEJARAH ISLAM, salah 1 nya dengan mempelajari tentang SIRAH NABAWIYAH”.

Jika kita belajar tentang SIRAH NABAWIYAH tsb, ada 1 peristiwa besar dalam perjuangan dakwah Rasulullah untuk mempersatukan semua umat di Madinah, melalui peristiwa PIAGAM MADINAH.

PIAGAM MADINAH adalah
“Suatu perjanjian formal antara Rasulullah dengan semua suku & kabilah di Madinah, pada tahun 622 M”.

Isi Piagam Madinah sendiri terdiri dari 47 PASAL.

Dimana dalam PASAL 1, isi dari PIAGAM MADINAH tsb disebutkan bahwa :

“Sesungguhnya mereka satu umat, berbeda dari komunitas manusia lain”.

Dimana saat itu, Rasulullah memanggil semua sahabat nya sama. Tidak ada sahabat yang merasa lebih mulia, hanya berdasarkan suku bangsa, nasab, warna kulit, dll.

Mulai dari :

  • Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.
  • Sahabat Umar bin Khattab r.a.
  • Sahabat Utsman bin Affan r.a.
  • Sahabat Ali bin Abi Thalib r.a.

Hingga sampai pada sahabat beliau dari Habasyah spt Bilal bin Rabah r.a, juga sahabat Salman Al Farisi r.a yang berasal dari Persia.

Semua DERAJAT mereka, sama MULIA nya.

Karena di dalam Islam, semua manusia itu sama derajatnya di hadapan Allah.

Yang membedakan hanya lah tingkatan TAQWA diantara mereka.

Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
“Wahai manusia. Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki – laki dan seorang perempuan, lalu Kami jadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku – suku, agar kamu saling MENGENAL. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang PALING BERTAQWA”.
(QS. Al- Hujurat : 13).

Dan KESEMPURNAAN IMAN seorang mukmin adalah :
“Seorang mukmin yang PALING BAIK AKHLAQ nya”.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Abu Hurairah r.a.
Rasulullah bersabda :
‘“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik BUDI PEKERTI nya”.
(HR. At- Tirmidzi, Abu Dawud dan Imam Ahmad)

Maka seorang muslim haruslah sama, antara HATI dan LISAN nya.

Sebagaimana hadits.
Dari sahabat Anas bin Malik r.a.
Rasulullah bersabda :
“Tidaklah lurus IMAN seorang hamba, sampai lurus HATI nya. Dan tidaklah lurus HATI nya, sampai lurus LISAN nya”.
(HR. Imam Ahmad, dalam Musnad nya).

Inilah yang dulu Rasulullah lakukan, disaat menyatukan semua penduduk di Kota Madinah, melalui PIAGAM MADINAH ini.

Saat di Madinah, Rasulullah bukan sekedar menyatukan antara sahabat Muhajirin dan sahabat Anshar saja.

Namun saat itu Rasulullah juga menyatukan antara :

  • SUKU KHAZRAJ dan SUKU ‘AUS yang merupakan penduduk asli kaum Anshar di Madinah.
  • Umat Islam dengan kaum Nasrani, kaum Majusi, kaum Musyrikin dan dengan 3 suku Yahudi di Madinah, yaitu dari Bani Qainuqa, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah.

Sebagaimana isi dari PASAL 16 dari PIAGAM MADINAH, yaitu :

“Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita, berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terdzalimi dan ditentang olehnya”

Disana Rasulullah telah mencontohkan tentang kerukunan antar umat beragama.

Andai kita saat ini bisa mencontoh apa yang Rasulullah lakukan di atas, maka TIDAK ADA lagi PERBEDAAN diantara kita.

Jangankan perbedaan dengan SESAMA MUSLIM.
Bahkan pula dengan umat selain Islam.

Jika kita belajar tentang sejarah penjajahan di Indonesia.
Semua penjajahan itu berawal disaat Indonesia kedatangan VOC dari Belanda.

Bukan karena VOC nya hebat hingga sampai bisa menjajah Indonesia.
Namun karena adanya BANTUAN para PENGKHIANAT BANGSA, yang telah dibeli VOC utk memecah belah bangsa Indonesia.

Dimana dalam sejarah nya, kerajaan Islam sempat mengalami masa kejayaan di belahan Asia.

Spt : kerajaan Islam di Philipina, di Pattani Thailand, dll.

Begitu pula dengan di Indonesia, dimana saat itu kerajaan Islam mengalami masa kejayaan dan memiliki wilayah kekuasaan yang luas.

Spt :

  • Kerajaan Islam di Tidore, Maluku.
  • Kerajaan Islam Samudera Pasai di Aceh.
  • Kerajaan Kutai di Kalimantan.
  • dll.

Namun semua kerajaan tsb saat ini telah runtuh.
“Semua karena ulah dari para pengkhianat negeri, yang telah dibujuk uang oleh penjajah asing”.

Dan inilah yang sedang terjadi di Indonesia saat ini.
Dimana PERSATUAN & KESATUAN di Indonesia sedang dicoba utk dirusak oleh sekelompok para pengkhianat negeri, yang sudah dibeli oleh asing.

PROF. DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA dalam sebuah riset penelitian, saat mengambil pendidikan S2 beliau di Pakistan.

Disana beliau menemukan fakta bahwa :
” ± 5 % orang kaya di Pakistan menguasai ± 95 % tanah di Pakistan, sehingga membuat negara tidak bisa berbuat apa – apa”.

Sedang di Indonesia.
PROF. DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA mengatakan bahwa :
“Saat ini, ada ± 0.2 % orang kaya di Indonesia, yang menguasai ± 74 % kekayaan tanah di Indonesia”.

Maka jangan lagi menebar kebencian, mengadu domba antar sesama kita.

Karena akan menyebabkan gesekan antar sesama muslim, juga gesekan dengan umat non muslim.

Saat nya umat Islam bersatu.
Jangan saling benci, mengolok – olok (bahkan kepada umat selain Islam).

Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan”.
(QS. Al- An’am : 108).

Juga dijelaskan pada ayat.
Allah berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah suatu kaum mengolok – olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok – olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok – olok) …”.
(QS. Al- Hujurat : 11).

Kita juga jangan saling mencela sesama, dengan panggilan yang buruk.
Sebagaimana lanjutan pada ayat tsb.
Allah berfirman :
” … Janganlah kamu saling mencela 1 sama lain, dan janganlah SALING MEMANGGIL dengan gelar – gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman”.
(QS. Al- Hujurat : 11).

Dahulu Fir’aun juga sempat mengakui dirinya seorang Muslim, disaat menjelang kematian nya.
Namun keimanan Fir’aun tsb tidak diterima Allah.

Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
“Sehingga ketika Fir’aun hampir tenggelam, dia berkata : “Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan, melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang – orang MUSLIM (berserah diri)”.
(QS. Yunus : 90).

Maka bersatulah seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana dulu telah disatukan oleh para pendiri bangsa ini, di dalam peristiwa SUMPAH PEMUDA, yaitu :

  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Yang kemudian diikat dalam kalimat BHINNEKA TUNGGAL IKA, yang di cengkram dengan erat di kaki burung Garuda.

Namun Indonesia pada tahun 1949 sempat terpecah menjadi beberapa wilayah bagian, dengan menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).

Hingga akhir nya kembali menjadi negara kesatuan RI pada tahun 1950.

Maka bersatulah umat Islam.
Jangan lagi ada perpecahan dan adu domba diantara kita, karena umat Islam telah diikat dalam kalimat “LA ILAHA ILLALLAH”.

Wallahu a’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *