Kajian Ba’da Maghrib @ Al Mukminun.
Jl. Mahakam No. 29, Malang.
By. Ust. Zahid Hadromi.
Rabu, 01 Des 2021.
M U S I B A H
Dunia itu tempat nya MUSIBAH / UJIAN.
Karena hal itu sudah menjadi tabi’at dan sifat dunia
Dan musibah itu akan berlaku bagi semua manusia.
Baik yang beriman maupun yang kafir sekalipun.
Lalu apa itu MUSIBAH ??
Mayoritas manusia pasti beranggapan jika musibah itu berupa :
“Suatu hal yang tidak mengenakkan & menimpa pada diri kita / orang lain”.
Spt : sakit, bangkrut, dipecat pekerjaan, dll.
Padahal yang nama nya musibah itu, TIDAK selalu berupa hal yang tidak kita sukai.
Karena musibah/ ujian itu terkadang juga bisa BERUPA KEBAIKAN yang kita rasakan.
Spt : mendapat jabatan, harta dunia, dll.
Dan SANGAT JARANG terjadi.
Saat ada seseoang yang mendapat kebaikan, lalu ia menganggap hal itu sebagai musibah.
Padahal musibah berupa kebaikan itulah, yang JUSTRU banyak membuat MANUSIA menjadi LALAI.
Maka nya para ulama salaf justru merasa sedih saat mereka mendapat kebaikan.
Spt contoh nya pada Khalifah Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah.
Dalam sebuah riwayat.
Saat Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah diangkat menjadi seorang Khalifah, beliau justru menangis & merasa sangat sedih.
Karena beliau menganggap hal ini sebagai sebuah MUSIBAH BESAR.
Berbeda dengan kebanyakan orang yang justru berlomba – lomba mengejar jabatan.
Menurut para ulama.
Hakekat MUSIBAH ada 3, yaitu :
01. MUSIBAH yang akan mengangkat DERAJAT seseorang.
Ini musibah yang menimpa para Nabi dan Rasul.
Maka jika ada seseorang yang ditimpa musibah, lalu ia merasa itu musibah yang berat, sesungguhnya musibah itu BELUM SEBANDING dengan musibah / ujian yang dialami para Nabi dan Rasul.
Sebagaimana hadits.
Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah.
“Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya ?”
Rasulullah bersabda :
“Para Nabi dan Rasul, lalu yang semisalnya dan semisalnya lagi”.
(HR. At- Tirmidzi & Ibnu Majah, di shahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Terlebih lagi ujian yang menimpa para Rasul pilihan, yang bergelar ULUL AZMI, yaitu :
“Gelar yang Allah berikan kepada para Rasul yang memiliki ketabahan dan kesabaran LUAR BIASA dalam menghadapi segala MUSIBAH & UJIAN sepanjang hidupnya”.
Nabi dan Rasul yang bergelar ULUL AZMI itu adalah :
– Nabi Nuh a.s.
– Nabi Ibrahim a.s.
– Nabi Musa a.s.
– Nabi Isa a.s.
– Rasulullah .
Ujian terberat itu adalah ujian yang dirasakan oleh para Nabi dan Rasul.
Spt contoh nya :
– Nabi Nuh a.s.
Beliau diuji dengan anak dan istri nya yang kafir.
Belum lagi kesabaran beliau diuji dengan lamanya beliau berdakwah selama ± 950 tahun kepada umat nya, namun hanya sedikit yang mau beriman.
– Nabi Ibrahim a.s.
Beliau diuji dengan ayah nya yang kafir.
– Nabi Luth a.s.
Beliau juga diuji oleh istrinya.
– Rasulullah.
Beliau bahkan diuji sejak lahir, dimana beliau telah menjadi seorang yatim sejak baru dilahirkan.
Belum lagi ujian yang Rasulullah alami, spt:
– Ujian kemiskinan dan kekurangan harta.
– Ujian di khianati.
– Ujian di fitnah dalam rumah tangga nya.
– Ujian mau dibunuh orang.
– Ujian ditinggal wafat putra – putri Rasulullah.
Sampai wafat nya putra terakhir Rasulullah yang bernama Ibrahim, hingga membuat Rasulullah sangat berduka sampai meneteskan air mata kesedihan.
Semua putra & putri Rasulullah wafat, kecuali Ibunda Fatimah r.ha yang wafat ± 6 bulan setelah Rasulullah wafat.
Bahkan saat menjelang ajal nya, Rasulullah masih diberi ujian menderita sakit dan berat nya penderitaan sakaratul maut.
Dimana Rasulullah mengalami beratnya sakaratul maut 2x lipat MELEBIHI sakaratul maut yang dirasakan umat nya.
02. MUSIBAH yang bertujuan utk menghapus DOSA
Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
” … Barang siapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah”.
(QS. An- Nisa’ : 123).
Dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Anas bin Malik r.a.
Rasulullah bersabda :
“Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan menguji mereka”.
(HR. At- Tirmidzi)
Sehingga disaat Allah memberi ujian kepada seseorang karena DOSA yang dilakukan nya.
Maka itupun tetap sebagai tanda rasa CINTA Allah kepadanya, yaitu agar ia bisa terhapus dari DOSA yang diperbuat nya.
Sebagaimana dalam sebuah hadits.
Dari sahabat Abu Hurairah r.a.
Rasulullah bersabda :
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau ke khawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapus kesalahan nya karenanya”.
(HR. Al- Bukhari dan Muslim)
03. MUSIBAH adalah HUKUMAN dari Allah.
Dimana Allah menghukum seorang hamba dengan musibah / ujian pun juga karena rasa cinta Allah kepada hamba Nya.
Sebagaimana hadits.
Dari sahabat Anas bin Malik r.a.
Rasulullah bersabda :
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan SEGERAKAN HUKUMAN nya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak”.
(HR. Tirmidzi)
Sehingga dengan Allah SEGERAKAN hukuman nya di Dunia, maka hisab hamba tsb akan semakin ringan saat di akherat kelak.
Bagaimana CARA menghadapi MUSIBAH, agar hati tenang, yaitu :
01. Kita Mengimani Bahwa Semua Musibah Ini Bagian Takdir Dari Allah.
Dimana hal ini telah Allah tuliskan 50.000 tahun sebelum diciptakan nya langit dan bumi.
Sebagaimana hadits.
Dari sahabat Abdullah bin Amr r.a.
Rasulullah bersabda :
“Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun, sebelum penciptaan langit dan Bumi”.
(HR. Muslim).
Juga Allah jelaskan dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Setiap bencana yang menimpa di Bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfudz), sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah”.
(QS. Al- Hadid : 22).
Dimana dengan kita meyakini takdir, maka hal ini juga termasuk dalam RUKUN IMAN.
Baik itu takdir baik maupun takdir yang buruk.
Dan setiap manusia MUSTAHIL bisa MENGHINDAR dari takdir Allah.
02. Kita Meyakini Segala Sesuatu Yang Terjadi, Pasti Ada HIKMAH nya.
Tidak ada 1 pun penciptaan Allah yang sia – sia.
Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
“Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main – main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?”.
(QS. Al- Mu’minun : 115)
Dimana segala musibah yang terjadi itu PASTI ada HIKMAH nya.
Hanya seringkali manusia yang TIDAK bersabar akan musibah yang dialami.
Sebagaimana dulu Allah menurunkan musibah Tsunami di Aceh.
Hikmah nya justru membuat perubahan besar pada masyarakat Aceh pada saat ini.
03. Musibah Yang Kita Rasakan Itu Belum Seberapa.
Sebagaimana hadits.
Rasulullah bersabda :
“Musibah yang menimpaku ini sungguh akan menghibur orang kaum muslimin”.
(Shahih Al Jami’, di shahihkan oleh Syaikh Al Albani).
Maksud nya :
Siapa saja yang merasa berat ketika menghadapi musibah, maka ingatlah musibah yang menimpa Rasulullah.
Dimana ujian itu BELUM lah seberapa dengan ujian Rasulullah.
Dalam sebuah ayat.
Allah berfirman :
“Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan”.
(QS. Al- Hijr : 97).
Maka solusi setiap ujian itu hanya dengan bertasbih memuji Allah dan shalat.
Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
“maka bertasbih lah dengan memuji Rabb mu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (shalat)”.
(QS. Al- Hijr : 98).
04. Ujian Datang Karena IMAN Seseorang Semakin KUAT.
Sebagaimana hadits.
Rasulullah bersabda :
“Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujian nya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka Bumi dalam keadaan bersih dari dosa”.
(HR. At- Tirmidzi).
Itulah mengapa ujian terberat itu adalah ujian nya para Nabi dan Rasul.
05. Meyakini Bahwa Dibalik Kesulitan Pasti Ada Kemudahan.
Dimana di dalam setiap 1 kesulitan, maka akan terdapat 2 kemudahan.
Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (5)”.
“sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (6)”.
(QS. Al- Insyirah : 5 – 6).
Juga Allah jelaskan pada ayat.
Allah berfirman :
” … wa may yattaqillaha yaj’allahu makhroja (2), wa yarzuq- hu min haitshu la yahtasib (3)”
” … dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan membukakan jalan keluar baginya (2), dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tidak di sangka – sangka (3)”.
(QS. At – Thalaq : 2 – 3)
06. Hadapilah Semua Musibah Dengan SABAR.
Jika seseorang yang ditimpa musibah itu TIDAK bersabar,
Maka ia akan mendapat 2 KERUGIAN, yaitu :
– Masalah nya belum tentu tidak akan selesai.
– Hati nya akan semakin merasa sumpek (stress) karena musibah tsb.
Selain itu.
Kedudukan SABAR di dalam IMAN adalah :
“Laksana kedudukan KEPALA atas JASAD”.
Dimana jika kepala sudah terputus, maka tidak ada lagi kehidupan bagi seluruh tubuh.
Maka TIDAK ada IMAN pada seseorang, apabila tanpa ada rasa SABAR.
Berlatihlah SABAR, sampai AJAL.
07. Sabar lah Pada Benturan Yang Pertama.
Sebagaimana hadits.
Dari sahabat Anas bin Malik r.a.
Rasulullah bersabda :
” … Sesungguhnya namanya SABAR adalah ketika di AWAL musibah”.
(HR. Al- Bukhari).
Juga pahala sabar itu TAK TERBATAS di sisi Allah.
Sebagaimana ayat.
Allah berfirman :
“innamaa yuwaffash-shoobiruuna ajrohum bighoiri hisaab”
“… Hanya orang – orang yang BERSABAR lah, yang disempurnakan pahalanya TANPA BATAS”.
(QS. Az- Zumar : 10).
08. Jangan Lupa Mengucapkan Kalimat ISTIRJA’, yaitu :
Innalilahi wa inna ilaihi raji’un.
Dalam sebuah hadits.
Dari ibunda Ummu Salamah r.ha.
Rasulullah bersabda :
“Apabila ada seorang muslim yang mengalami musibah, lalu dia mengucapkan kalimat : “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”, maka Allah akan memberikan ganti untuknya dengan yang LEBIH BAIK”.
(HR. Muslim).
Sebagaimana dalam sebuah riwayat.
Kisah dari ibunda Ummu Salamah r.ha yang sangat sedih saat ditinggal wafat suaminya, yaitu Abu Salamah r.a.
Akhirnya beliau mendapat ganti suami yang LEBIH BAIK, yaitu dengan dinikahi oleh Rasulullah.
09. Muhasabah (introspeksi diri) Sebagai Bentuk Pengakuan DOSA Yang Dilakukan.
Inilah hal yang terpenting.
Karena musibah itu terjadi karena DOSA yang dilakukan.
Wallahu a’lam.